PADANG- Rapat Kerja Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat digelar pada 17–18 November 2025, dengan dihadiri hampir 100 peserta dari provinsi dan kabupaten/kota.
Mengusung tema “Satu Gerak, Satu Langkah Menuju Pengembangan Silek dan IPSI Sumbar 2026”, raker ini membahas penyusunan program kerja tiap bidang sekaligus evaluasi sinergi antara prestasi olahraga dan pelestarian silek sebagai budaya Minangkabau.
Ketua Umum IPSI Sumbar yang juga Wakil Gubernur, Vasko Ruseimy, menegaskan pentingnya peran IPSI dalam menjaga identitas budaya serta meningkatkan kualitas pembinaan atlet. Dikatakan program “silat masuk sekolah” yang mewajibkan ekstrakurikuler silat tradisi di SMA. Dari sekitar 200 aliran silek, kini hanya tersisa sekitar 50, sehingga pelestarian harus diperkuat.
Vasko juga mendorong IPSI menciptakan agenda besar yang menghadirkan seluruh atlet silat Sumbar di ruang terbuka untuk memperkuat nilai-nilai tradisi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi internal organisasi dan meninggalkan perdebatan tidak produktif.
Selain itu, ia memastikan Pemprov Sumbar dan KONI telah menyelesaikan pembayaran bonus atlet. Terkait Porprov 2026, ia meminta IPSI mengambil peran besar dalam memperkuat pencak silat sebagai cabang unggulan.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hukum KONI Sumbar, Alvira, mengingatkan bahwa pembangunan olahraga harus memperhatikan keberlanjutan ekonomi atlet agar tidak berpindah ke daerah lain.
Menurutnya, kemajuan olahraga diukur dari berkembangnya cabang olahraga, tumbuhnya industri olahraga, dan kontribusi ekonomi kepada masyarakat. Ia menilai pencak silat dapat menjadi kekuatan ekonomi baru bila dikelola secara profesional.
Alvira juga menegaskan perlunya dukungan berbagai disiplin ilmu, mulai dari manajemen, ekonomi kreatif, budaya, hingga pemasaran, agar perkembangan dunia silat di Sumbar semakin komprehensif.





