EkonomiPeristiwa

Pasca Panen Buah Jambu Biji Merah sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Ekonominya

9
×

Pasca Panen Buah Jambu Biji Merah sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Ekonominya

Sebarkan artikel ini

(Ket, Poto Buah jambu. Sumber : umsu.ac.id)

Buah jambu biji merah merupakan produk pertanian yang memiliki prospek untuk dikembangkan karena penanaman dan perawatannya yang tidak rumit serta adanya adanya permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap buah ini.

Buah ini memiliki warna daging yang merah menyala, tebal, harum, manis dan segar. Kandungan gizinya cukup tinggi. Buah ini mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A, B1, B2, C dan mineral seperti kalium, natrium, kalsium, magnesium besi, fosfor dan lain-lain.

Disamping itu, buah ini juga mempunyai kandungan serat dan beberapa senyawa kimia, yang bersifat sebagai antioksidan.

Berkaitan dengan kandungan gizinya, buah ini mempunyai banyak manfaat, antara lain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan resiko terkena kanker, meredakan flu dan batuk, menjaga kesehatan jantung, melancarkan sistem percernaan, menjaga kesehatan mata, meringankan demam berdarah dan lain-lain.

Meskipun mempunyai manfaat yang cukup banyak, harga buah ini tidak mahal. Harga dalam buah segar bisa mencapai sekitar Rp.5.500,00 di tingkat petani dan di tingkat pasar dalam negeri Rp.6.000,00 – Rp.10.000,00.

Apabila saat musim panen raya terjadi kelebihan produksi jambu biji merah sehingga harganya menjadi turun drastis. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dalam sistem pertanian di Indonesia.

BUAH INI TERMASUK JENIS BUAH KLIMAKTERIK.

Buah jambu biji merah  diketahui sangat mudah mengalami kerusakan fisik seperti memar, busuk, chilling injury dan layu.

Hal tersebut disebabkan oleh proses respirasi dan transpirasi pada buah yang tinggi sehingga rentan sekali mengalami kerusakan.

Masa simpan buah kurang lebih hanya 1 minggu setelah panen.

Permasalahan lain yang timbul adalah adanya sortiran buah dari pedagang pengumpul. Mereka hanya membeli buah dengan ukuran tertentu. Sehingga buah yang di luar spesifikasi, biasanya terbuang percuma. Hal ini tentu saja  menambah kerugian pada petani.

Oleh karena itu diperlukan pengolahan pasca panen, agar permasalahan-permasalahan yang timbul bisa diatasi. Berikut ini, beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan pasca panen buah jambu biji merah.

Pengemasan dengan teknik MAP . Pengemasan merupakan salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi kerusakan dan memperpanjang umur simpan buah. Teknologi pengemasan buah dengan teknik MAP (Modified Atmosphere Packaging) mampu menurunkan laju respirasi, menunda pelunakan jaringan dan pemasakan pada buah.

Penyimpanan pada suhu dingin. Suhu dingin menyebabkan laju pematangan buah melambat, laju pertumbuhan mikroba melambat dan aktivitas enzimatis juga menurun kecepatannya. Hal ini dapat mempenjang umur simpan buah.

Namun dengan cara seperti ini biasanya buah-buahan tropis cenderung untuk mengalami cedera pendinginan. Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan edible coating pada buah sebelum dilakukan proses pendinginan.

Pembekuan Daging Buah
Pada saat panen raya, harga buah turun drastis.

Untuk mengurangi kerugian petani, bisa dilakukan dengan menunda penjualan sebagian buah hingga harga pasar normal lagi. Caranya adalah dengan menyimpan buah dalam bentuk daging buah beku sehingga bisa dijual pada saat terjadi kelangkaan buah. Penjualan bisa dilakukan ke restoran atau café yang menjual makanan atau minuman dengan bahan baku jambu biji merah.

Pembuatan Produk Olahan
Buah jambu biji merah bisa diolah menjadi berbagai macam produk yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Produk olahan yang bisa dibuat antara lain es krim, permen, jus, dodol, selai, keripik dan asinan. Pembuatan produk olahan dapat meningkatkan nilai ekonomi buah dan juga masa simpan produknya.

(Ket, Poto: KEMASAN DODOL JAMBU BIJI MERAH)

Diperlukan peran serta Pemerintah serta Perguruan Tinggi untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani buah jambu biji merah tentang budi daya, perawatan, panen, pasca panen, pembuatan produk olahan dan pemasaran buah maupun produk olahannya. Sehingga diharapkan petani bisa lebih sejahtera.

Oleh: Dr. Yefrida.
Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Andalas.