IWOSBAR.COM, PADANG -UPAYA(H) adalah sebuah nama dari tema sebuah pameran tunggal yang di inisiasi oleh Madil. Yang ditampilkan pada Jumat – Sabtu (2-3) Desember 2022 di jalan Parak Anau Raya ll Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Padang.
Upaya(h) adalah sebuah Permainan kata yang di olah-padukan dari Upaya, Upah, dan Payah (Sulit). Tentunya menyiratkan kondisi yang di alami oleh kebanyakan pelaku seni yang berdomisili di Padang/Sumatera Barat.
Apakah fenomena tersebut sepenuhnya benar? Tentu tidak. Akan tetapi, terlalu naif, agaknya jika kita tidak meng-iyakan stigma sosio-kultural yang masih memandang sebelah mata profesi berkesenian/industry kreatif.
Kecendrungan pelaku seni/kreatif yang ber-migrasi dari Sumatra Barat kedaerah lain pun, agaknya memperkuat narasi Upaya(h) tersebut.
Pertanyaannya, apakah memang sekeras itukah medan pertempuran di dunia seni dan kreatif di Padang/Sumatera Barat?
Variabel apa yang membentuk kontinuitas polemik tersebut? Apakah perihal distribusi? Tidak terjadinya komunikasi dari seniman ke “masyarakat penyangga”? Dan mungkin senimannya sendiri yang tidak siap bertempur?.
Penerapan pola kritisasi diri berdasarkan pertanyaan terakhir pun mungkin bisa dijawab dengan pernyataan “Ya, mungkin memang seniman nya tidak siap”. Karena pada dasarnya dalam dunia seni dan kreatif semua seniman/komunal tidak akan sepenuhnya siap.
Maka dari itulah, pola kolaborasi yang di dasari integritas yang sejajar di butuhkan. Dan tentunya, seniman/ pekerja kreatif/komunal di Padang/Sumbar tidak kekurangan variable tersebut.
Melalui pameran Upaya(h) inilah, beberapa lintas disiplin seni dan pekerja kreatif berkolaborasi dengan didasari integritas dan penerapan pola kerja kolektif. Walaupun bertajuk “Pameran Tunggal”.
Metode yang akan di terapkan dalam pelaksanaan pameran ini di harapkan menjadi “bakal” formula yang akan sedikit memberi titik terang terhadap narasi Upaya(h) tersebut.
Singkat kata, “Memang benar, hidup melalui kesenian/kreatifitas di padang tidaklah mudah”. Tetapi Padang/ Sumatera barat masih belum kehilangan bibit-bibit juang untuk menembus medan perang tersebut.
Semua Karya yang akan di pamerkan di Pameran Upaya(h) memang benar adanya karya tunggal dari Madil sebagai seniman. Pola respon tiap karya dari lintas disiplin berbeda seperti; Musik, Seni gerak, Pembacaan puisi, dan Motion Art.
Tentunya akan menawarkan formula baru sebagai senjata tempur di medan laga berkesenian dan berkreatifitas.
Dan dalam penggarapan pameran yang murni di dorong atas dasar kesadaran untuk perbaikan ekosistem ini. Mulai dari skala rumah produksi, komunal, dan individual pun turut ambil andil dalam proses pelaksanaan pameran Upaya(h).
Tentunya keberhasilan output
pameran ini tak lepas pula dari partisipasi “Masyarakat Penyangga” dalam bentuk menghadiri gelaran pameran tersebut. By, AKBAR NICHOLAS